We have taller buildings, but shorter tempers

Wider freeways, but narrower viewpoints

We spend more, but have less

We buy more, but enjoy less

We have bigger houses and smaller families

More convenience, but less time

We have more degrees, but less sense

More knowledge, but less judgment

More experts, but more problems

We have multiplied our possession, but reduces our values

We talk too much, love too seldom and lie too often

We have tried to make living, but not life

We have added years to life, not life to years

We have been to the moon and back, but have trouble Crossing the street to meet the new neighbor

We have conquered outer space but not inner space

We have done larger things, but not better things

We have cleaned up the air, but polluted the soul

We have split the atom, but not our prejudices

We have learnt more, but learn less

We have learnt to rush, but not to wait

We have higher incomes, but lower morals, more acquaintances, but few friends, more effort but less success

We built more computers to hold more information, to produce more copies than ever, but less communication

These are the times of fast foods and slow digestion

Tall men, and shorter character

Steep profits and shallow relationships

More kinds of foood and less nutrition

These are the days of two incomes, but more devorce, of financed houses and broken homes

These are the days of quick trips

Disposable diapers, throw away morality, one hight stands, overweight bodies, and pills that do everything from cheer, to quiet, to kill

It is the time when there is much in the show window and nothing in the stock room. Indeed, it’s all true.

Source: Jamiatul Ulama Transvaal in Amaana Magazine

Esensinya, manusia pasti mengharapkan apa yang ia inginkan terpenuhi. Termasuk juga keinginan memiliki kehidupan yang nyaman serta sejahtera. Normalnya, manusia pasti berusaha agar apa yang ia inginkan tercapai. Tapi sudah menjadi sunnatullah, jika Allah menciptakan kekayaan, maka kemiskinan pun akan mengiringinya. Kalaupun diberi hak untuk memilih, kekayaanlah yang akan menjadi pilihan sebagian besar manusia. Hanya saja, di zaman serba demokrasi ini, orang takut jika terlalu kaya, karena jangan-jangan ia dianggap korupsi. Ini wajar, menjadi orang kaya di tengah tengah 200 juta orang lebih dengan pendapatan perkapita yang sangat rendah, sungguh menimbulkan prasangka dan kecemburuan.

Perbedaan itu indah. Hidup g' beda g' bakalan seru !!

Kalo semua warna sama, pasti sangat membosankan, kalo semua rasa itu sama, tak kan ada nasi pecel, gudeg atau bakso. Kalo semua serba sama, jd DTE -datar tanpa ekspresi-, tak kan ada tantangan sama sekali.

but...jangan terlalu membeda-bedakan karena kita emang sama, tapi beda....,nyambung nggak??!! 

Kata jilbab jama’nya :jalabib”, secara lughowi bermakna pakaian atau baju kurung yang longgar. Dari pengertian lughowi ini, Dr. Quraish Shihab mengartikannya “baju kurung yang longgar dilengkapi dengan kerudung penutup kelapa”. Berbeda lagi dengan penafsiran yang telah mengakar di kalangan kita, yakni kerudung aatu penutup kepala, juga ada yang mengartikannya sebagai busana muslimah. Namun setidaknya kita telah mengetahui bahwa menutup aurot baik laki-laki atau perempuan itu wajib. Dan tentu saja ada ketentuan berbeda antara keduanya.

Cinta 'n sayang. 2 kata yang berbeda, mungkin juga ma'nanya kali yach...!eh...g' tahu dhing...
Cinta pada Dzat yang menumbuhkan cinta beserta cinta pada sang kekasih-Nya, Rasul SAW. Cinta yang menempati level tertinggi dalam kehidupan manusia. Cinta yang dimana memerlukan pengorbanan besar serta ketulusan tingggi untuk merengkuhnya.
Cinta yang menyamarkan ma'na dan rasa cinta bagi orang yang merasa telah mendapat cinta-Nya, sementara masih ada setitik noda hitam dalam hatinya. Ia berkata " Aku mencintai-Mu '', sedangkan ia diam saja melihat orang tenggelam dalam lembah kenistaan atau ia memberikan pencerahan bagi yang lain sementara dirinya berada dalam ruangan redup, sehingga untuk melihat sosok dirinya saja masih remang-remang.
Cinta yang mudah diungkapkan lewat kata, tapi sulit dihadirkan tanpa disertai iman ikhsan dan taqwa yang sebenar-benarnya